Sabtu, 19 Mei 2012

ULAR BERBISA ASLI INDONESIA ,CEK NIH TEMAN :)



Siamese Russell’s Viper Daboia russelii siamensis (Vipera russelii)
- panjang max : sampai 150cm
- terestrial
- nocturnal
- ovoviviparous
- berbisa dan mematikan
- penyebaran : jawa


Malayan Pit-viper Calloselasma rhodostoma
- panjang max : sampai 100cm
- terestrial
- nocturnal
- berbisa dan mematikan
- penyebaran : sumatera,jawa


White-lipped Pit-viper Trimeresurus albolabris albolabris
- panjang max : sampai 100cm
- arboreal
- nocturnal
- berbisa berbahaya 
- penyebaran : sumatera,jawa,bali


Pope’s Pit-viper Trimeresurus popeiorum
- panjang max : sampai 82cm
- arboreal
- nocturnal 
- berbisa dan berbahaya
- penyebaran : sumatera


Mangrove, or Shore, Pit-viper Trimeresurus purpureomaculatus
- panjang max : sampai 105cm
- arboreal
- nocturnal
- berbisa dan berbahaya
- penyebaran : sumatera,kalimantan

 
Wagler’s Pit-viper or Temple Viper Tropidolaemus wagleri
- panjang max : sampai 100cm
- arboreal
- nocturnal
- berbisa dan berbahaya
- penyebaran : sumatera,kalimantan,sulawesi



Trimeresurus Fasciatus

- panjang max : sampai 100cm
- arboreal
- nocturnal
- berbisa dan berbahaya
- penyebaran : pulau djampea,sulawesi selatan


Bornean Pit-viper Trimeresurus puniceus
- panjang max : sampai 64cm
- arboreal
- nocturnal
- berbisa dan berbahaya
- penyebaran : sumatera,kalimantan,jawa


Mountain Pit-viper Ovophis monticola convictus
- panjang max : sampai 100cm
- terrestrial
- nocturnal 
- berbisa dan berbahaya
- penyebaran : sumatera



King Cobra Ophiophagus hannah
- panjang max : sampai 585cm
- terrestrial
- diurnal
- berbisa dan sangat mematikan
- penyebaran : sumatera,jawa,kalimantan,bali


Cobra Naja sputatrix
- panjang max : sampai 160cm
- terestrial
- diurnal
- berbisa dan mematikan
- penyebaran : sebagian besar dari wilayah Indonesia


Malayan, or Blue, Krait Bungarus candidus
- panjang max : sampai 144cm
- terrestrial
- nocturnal
- berbisa dan mematikan
- penyebaran : sebagian dari wilayah Indonesia


Banded Krait Bungarus fasciatus
- panjang max : sampai 200cm
- terestrial
- nocturnal
- berbisa dan mematikan
- penyebaran : sebagian dari wilayah Indonesia


Red-headed Krait Bungarus Flaviceps
- panjang max : sampai 190cm
- terestrial
- nocturnal
- berbisa dan mematikan
- penyebaran : sumatera,kalimantan


Blue Long-glanded, or Blue Malaysian, Coral Snake Maticora bivirgata flaviceps
- panjang max : sampai 140cm
- terrestrial 
- nocturnal
- berbisa dan mematikan
- penyebaran : sebagian dari wilayah Indonesia


Small-spotted Coral Snake Calliophis maculiceps
- panjang max : sampai 47cm
- terrestrial
- nocturnal
- berbisa dan berbahaya
- penyebaran : sumatera


Yellow-lipped Sea Krait Laticauda colubrina
- panjang max : 150cm
- berbisa dan berbahaya
- penyebaran : perairan Indo-australia dan Pasifik barat


Beaked Sea Snake Enhydrina schistosa
- panjang max : sampai 158cm
- berbisa dan berbahaya
- penyebaran : perairan Indo-Pasifik


Red-necked Keelback Rhabdophis subminiatus
- panjang max : sampai 130cm
- terrestrial
- diurnal
- berbisa dan berbahaya
- penyebaran : sebagian dari wilayah Indonesia


Death adder Acanthophis antarcticus
- terrestrial
- nocturnal
- berbisa dan sangat mematikan
- penyebaran : papua

BEBERAPA JENIS MATA GECKO

normal 


enigma 


albino eclipse


eclipse


bell enigma / red eye enigma


dan masih ada lagi mata albino tremper , bell ,dan rainwater,,,
ketiganya bisa di search sendiri ya....

LEOPARD GECKO. what is LG?

1. 
Mack Snow


MS Enigma


MS het raptor


MS Bell




SS


SST het raptor


SSTE het raptor


2. My Albino Collection

Trem.Enigma het raptor


Bell Albino


BB het DB


Sunglow


3. My Raptor Collection

Raptor


Raptor


MS Raptor


MS Raptor Stripe



Leopard Gecko adalah hewan malam yang aslinya berasal dari PakistanIndia dan Iran, yang menjadi hewan peliharaan populer karena relatif mudah dipelihara.

Daftar isi

  [sembunyikan

[sunting]Kandang

Vivarium atau kotak plastik bisa digunakan untuk tempat tinggal leopard gecko. Kandang dengan ukuran 90x45x45cm akan cukup menampung dua atau 3 ekor gecko. Jangan tempatkan 2 jantan dalam satu kandang karena mereka akan berkelahi, kemungkinan sampai mati. Seperti reptil pada umumnya, leopard gecko juga akan stress jika tidak punya tempat untuk bersembunyi. Bekas tempat mentega atau batok kelapa bisa dipakai. Sediakan juga tempat yang lembap terutama saat gecko akan berganti kulit.

[sunting]Pemberian makan

Leopard gecko adalah pemakan serangga. Merekla adalah hewan malam, jadi masukkan makanan mereka ke dalam kandang setelah gelap. Aturan dasarnya, jangan berikan makan yang melebihi panjang gecko dan besarnya lebih dari setengah lebar kepala gecko. Untuk bayi gecko & gecko muda beri makan 4 hingga 8 serangga per hari. Untuk dewasa berikan 10 serangga untuk 2 atau 3 hari sekali. Sebelumnya serangga bisa ditaburi kalsium untuk pertumbuhan tulang & ingat untuk selalu menyediakan air bersih.
Ada beberapa macan serangga yang bisa diberikan. Ulat sutra memiliki kandungan protein, mineral dan vitamin tapi tidak selalu mudah didapatkan. Ulat bambu sangat berlemak, jadi berikan sekali sekali saja. Belalang dan jangkrik juga pilihan yang bagus, buang kaki belakangnya terlebih dahulu supaya lebih mudah ditangkap oleh gecko.

[sunting]Kesehatan

Leopard gecko biasanya sangat kuat dan bisa bertahan hidup hingga 20 tahun, jadi masalah kesehatan yang parah jarang terjadi. Tapi untuk mencegah penyebaran penyakit & parasit, karantina reptil yang baru dibeli selama beberapa bulan sebelum menempatkannya dalam kandang. Suhu dibawah 22 derajat celcius atau terlalu lembap bisa menyebabkan infeksi pernapasan karena sistem kekebalan tubuh tertekan. Gejalanya bisa jadi sulit untuk diidentifikasi tapi mulut yang sedikit terbuka & napas yang terengah engah bisa jadi tanda. Gelembung lendir pada lubang hidung dan napas yang berat adalah ciri ciri yang lain. Jaga suhu siang hari pada 32 derajat celcius dan jangan kurang dari 26 °C pada malam hari.
Jika merasa terancam beberapa gecko memutuskan ekornya. Ini bisa terjadi jika gecko yang lain menggigit ekornya. Pisahkan gecko yang terluka, beri makan, minum & suhu yang hangat. Jika ekornya tumbuh lagi, ekornya akan lebih pendek dan lebih gemuk dari ekor yang sebelumnya.
Jika gecko tidak mendapatkan cukup kalsium, penyakit metabolik tulang atau hipokalsemia bisa menyerangnya. Ini terjadi saat tubuh benar2 membutuhkan kalsium tapi tidak mendapatkan pasokan yang cukup dari makanan hingga tubuhnya akan menyedot kalsium dari tulangnya. Gecko akan menjadi lesu, dengan sendi sendi yang membengkak, kaki yang tertekuk, rahang melunak dan terlihat sangat lemah. Karena bubuk kalsium amat mudah didapatkan, masalah seperti ini bisa dicegah dari awal. Infeksi mulut bisa terjadi jika gecko berkelahi dengan gecko lain, kandang yang kotor atau karena luka. Akan terlihat bengkak di sekitar mulut leopard gecko. Perawatannya akan meliputi pembersihan kandang secara rutin dan pemberian oral antibiotik.

[sunting]Komunitas pecinta

Berkembangnya hobi memelihara reptil, menjadikan leopard gecko sebagai salah satu alternatif pecinta reptil mini. Hal ini memengaruhi banyak bermunculannya komunitas leopard gecko di Indonesia. Salah satu komunitas yang berkembang pesat adalah Pecinta Leopard Gecko 

COPAS DARI WIKIPEDIA :)
GAMBAR DARI RX

NAMANYA JUGA BUAYA


Buaya adalah reptil bertubuh besar yang hidup di air. Secara ilmiah, buaya meliputi seluruh spesies anggota suku Crocodylidae, termasuk pula buaya ikan (Tomistoma schlegelii). Meski demikian nama ini dapat pula dikenakan secara longgar untuk menyebut ‘buaya’ aligator, kaiman dan gavial; yakni kerabat-kerabat buaya yang berlainan suku.
Buaya umumnya menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan lahan basah lainnya, namun ada pula yang hidup di air payau seperti buaya muara. Makanan utama buaya adalah hewan-hewan bertulang belakang seperti bangsa ikan, reptil dan mamalia, terkadang juga memangsa moluska dan krustasea bergantung pada spesiesnya. Buaya merupakan hewan purba, yang hanya sedikit berubah karena evolusi semenjak zaman dinosaurus.
Dikenal pula beberapa nama daerah untuk menyebut buaya, seperti misalnya buhaya (Sd.); baya atau bajul (Jw.; bicokok (Btw.), bekatak, atau buaya katak untuk menyebut buaya bertubuh kecil gemuk; senyulong, buaya jolong-jolong (Mly.), atau buaya julung-julung untuk menyebut buaya ikan; buaya pandan, yakni buaya yang berwarna kehijauan; buaya tembaga, buaya yang berwarna kuning kecoklatan; dan lain-lain.
Dalam bahasa Inggris buaya dikenal sebagai crocodile. Nama ini berasal dari penyebutan orang Yunani terhadap buaya yang mereka saksikan di Sungai Nil, krokodilos; kata bentukan yang berakar dari kata kroko, yang berarti ‘batu kerikil’, dan deilos yang berarti ‘cacing’ atau ‘orang’. Mereka menyebutnya ‘cacing bebatuan’ karena mengamati kebiasaan buaya berjemur di tepian sungai yang berbatu-batu.
Biologi dan perilaku
Buaya, seperti halnya dinosaurus, memiliki tulang-tulang iga yang termodifikasi menjadi gastralia
Di luar bentuknya yang purba, buaya sesungguhnya merupakan hewan melata yang kompleks. Tak seperti lazimnya reptil, buaya memiliki jantung beruang empat, sekat rongga badan (diafragma) dan cerebral cortex. Pada sisi lain, morfologi luarnya memperlihatkan dengan jelas cara hidup pemangsa akuatik. Tubuhnya yang “streamline” memungkinkannya untuk berenang cepat. Buaya melipat kakinya ke belakang melekat pada tubuhnya, untuk mengurangi hambatan air dan memungkinkannya mempertinggi kecepatan pada saat berenang. Jari-jari kaki belakangnya berselaput renang, yang meskipun tak digunakan sebagai pendorong ketika berenang cepat, selaput ini amat berguna tatkala ia harus mendadak berbalik atau melakukan gerakan tiba-tiba di air, atau untuk memulai berenang.
Kaki berselaput juga merupakan keuntungan manakala buaya perlu bergerak atau berjalan di air dangkal.
Buaya dapat bergerak dengan sangat cepat pada jarak pendek, bahkan juga di luar air. Binatang ini memiliki rahang yang sangat kuat, yang dapat menggigit dengan kekuatan luar biasa, menjadikannya sebagai hewan dengan kekuatan gigitan yang paling besar. Tekanan gigitan buaya ini tak kurang dari 5.000 psi (pounds per square inch; setara dengan 315 kg/cm²) bandingkan dengan kekuatan gigitan anjing rottweiler yang cuma 335 psi, hiu putih raksasa sebesar 400 psi, atau dubuk (hyena) sekitar 800 – 1.000 psi. Gigi-gigi buaya runcing dan tajam, amat berguna untuk memegangi mangsanya. Buaya menyerang mangsanya dengan cara menerkam sekaligus menggigit mangsanya itu, kemudian menariknya dengan kuat dan tiba-tiba ke air. Oleh sebab itu otot-otot di sekitar rahangnya berkembang sedemikian baik sehingga dapat mengatup dengan amat kuat. Mulut yang telah mengatup demikian juga amat sukar dibuka, serupa dengan gigitan tokek. Akan tetapi sebaliknya, otot-otot yang berfungsi untuk membuka mulut buaya amat lemah. Para peneliti buaya cukup melilitkan pita perekat besar (lakban) beberapa kali atau mengikatkan tali karet ban dalam di ujung moncong yang menutup, untuk menjaganya agar mulut itu tetap mengatup sementara dilakukan pengamatan dan pengukuran, atau manakala ingin mengangkut binatang itu dengan aman. Cakar dan kuku buaya pun kuat dan tajam, akan tetapi lehernya amat kaku sehingga buaya tidak begitu mudah menyerang ke samping atau ke belakang.
Buaya memangsa ikan, burung, mamalia, dan kadang-kadang juga buaya lain yang lebih kecil. Reptil ini merupakan pemangsa penyergap; ia menunggu mangsanya hewan darat atau ikan mendekat, lalu menerkamnya dengan tiba-tiba. Sebagai hewan yang berdarah dingin, predator ini dapat bertahan cukup lama tanpa makanan, dan jarang benar-benar perlu bergerak untuk memburu mangsanya. Meskipun nampaknya lamban, buaya merupakan pemangsa puncak di lingkungannya, dan beberapa jenisnya teramati pernah menyerang dan membunuh ikan hiu.
Pada musim kawin dan bertelur buaya dapat menjadi sangat agresif dan mudah menyerang manusia atau hewan lain yang mendekat. Di musim bertelur buaya amat buas menjaga sarang dan telur-telurnya. Induk buaya betina umumnya menyimpan telur-telurnya dengan dibenamkan di bawah gundukan tanah atau pasir bercampur dengan serasah dedaunan. Induk tersebut kemudian menungguinya dari jarak sekitar 2 meter.
Embrio buaya tak memiliki kromosom seksual, yakni kromosom yang menentukan jenis kelamin anak yang akan ditetaskan. Jadi tak sebagaimana manusia, jenis kelamin buaya tak ditentukan secara genetik. Alih-alih, jenis kelamin ini ditentukan oleh suhu pengeraman atau suhu sarang tempat telur ditetaskan. Pada buaya muara, suhu sekitar 31,6°C akan menghasilkan hewan jantan, sedikit lebih rendah atau lebih tinggi dari angka itu akan menghasilkan buaya betina. Masa pengeraman telur adalah sekitar 80 hari, tergantung pada suhu rata-rata sarang.
Buaya ditengarai memiliki insting untuk kembali ke tempat tinggalnya semula (homing instinct).Tiga ekor buaya yang ganas di Australia Utara telah dipindahkan ke lokasinya yang baru, sejauh 400 km, dengan menggunakan helikopter. Akan tetapi dalam tiga minggu hewan-hewan ini diketahui telah tiba kembali di tempat asalnya. Kejadian ini terpantau melalui alat pelacak yang dipasang pada tubuh reptil tersebut.
Menurut pengetahuan sekarang, buaya memiliki kekerabatan yang lebih erat dengan burung dan dinosaurus, dibandingkan dengan kebanyakan reptil umumnya. Tiga kelompok yang pertama itu, ditambah dengan kelompok pterosaurus, digolongkan menjadi grup besar Archosauria (=’reptil yang menguasai’
Umur
Tidak ada cara yang meyakinkan untuk menghitung umur buaya, selain dengan mengetahui waktu penetasannya dahulu, meskipun ada beberapa teknik yang telah dikembangkan. Metode yang paling umum digunakan untuk menaksir umur hewan ini ialah dengan menghitung lingkaran tumbuh pada tulang dan gigi. Tiap-tiap lapis lingkaran menggambarkan adanya perubahan pada laju pertumbuhan, yang mungkin disebabkan oleh perubahan musim kemarau dan hujan yang berulang setiap tahun. Dengan tetap mengingat peluang ketidaktepatan metode ini, buaya yang tertua kemungkinan adalah spesies yang terbesar. Buaya muara (C. porosus) diperkirakan dapat hidup rata-rata hingga 70 tahun, dengan sedikit individu yang terbukti dapat melebihi umur 100 tahun. Salah satu buaya tertua yang tercatat, mati di kebun binatang Rusia pada usia sekitar 115 tahun.
Seekor buaya air tawar jantan yang dipelihara di Kebun Binatang Australia diperkirakan berumur 130 tahun. Hewan ini diselamatkan Bob Irwin dan Steve Irwin dari alam liar setelah ditembak dua kali oleh pemburu. Akibat tembakan senjata itu, buaya tersebut (yang kini dijuluki sebagai “Mr. Freshy”) kehilangan mata kanannya.
Ukuran
Ukuran tubuh buaya sangat bervariasi dari jenis ke jenis, mulai dari buaya kerdil hingga buaya muara raksasa. Spesies bertubuh besar dapat tumbuh lebih panjang dari 5 m dan memiliki berat melebihi 1.200 kg. Walaupun demikian, bayi-bayi buaya hanya berukuran sekitar 20 cm tatkala menetas dari telur. Spesies buaya terbesar adalah buaya muara, yang hidup di wilayah Asia Tenggara hingga ke Australia utara.
Ukuran terbesar buaya muara hingga kini masih diperdebatkan. Buaya terbesar yang pernah tercatat adalah seekor buaya muara raksasa sepanjang 8,6 m, yang tertembak oleh seorang guru sekolah di Australia. Sedangkan buaya terbesar yang masih hidup adalah seekor buaya muara sepanjang 7,1 m di Suaka Margasatwa Bhitarkanika, Orissa, India. Pada bulan Juni 2006, rekornya dicatat pada The Guinness Book of World Records.
Dua catatan lain yang terpercaya mengenai ukuran buaya terbesar adalah rekor dua ekor buaya sepanjang 6,2 m. Buaya yang pertama ditembak di Sungai Mary, Northern Territory, Australia pada 1974 oleh seorang pemburu gelap, yang kemudian diukur oleh seorang petugas kehutanan. Sedangkan buaya yang kedua dibunuh di Sungai Fly, Papua Nugini. Ukuran buaya kedua ini sebetulnya diperoleh dari kulit, yang diukur oleh Jerome Montague, seorang peneliti margasatwa. Dan karena ukuran kulit selalu lebih kecil (menyusut) dari ukuran hewan aslinya, dipercaya bahwa buaya kedua ini sedikitnya berukuran 10 cm lebih panjang ketika hidup.
Buaya terbesar yang pernah dipelihara di penangkaran adalah seekor blasteran buaya muara dengan buaya Siam yang diberi nama Yai (Th.: ใหญ่, berarti besar) (menetas pada 10 Juni 1972) di Kebun Penangkaran Buaya Samutprakarn yang terkenal di Thailand. Binatang melata ini memiliki panjang tubuh hingga 6 m dan berat mencapai 1.114,27 kg.
Buaya raksasa peliharaan yang lain adalah seekor buaya muara yang bernama Gomek. Hewan ini ditangkap oleh George Craig di Papua Nugini dan kemudian dijual ke St. Augustine Alligator Farm di Florida, Amerika. Buaya ini mati karena penyakit jantung pada Pebruari 1997 dalam usia yang cukup tua. Menurut catatan penangkaran tersebut, ketika mati Gomek memiliki panjang 5,5 m dan mungkin berusia antara 70–80 tahun.
Buaya Bhitarkanika yang terbesar diperkirakan sepanjang 7,62 m. Dugaan ini diperoleh para ahli berdasarkan ukuran sebuah tengkorak buaya yang disimpan oleh keluarga Kerajaan Kanika. Buaya tersebut kemungkinan ditembak mati di dekat Dhamara sekitar tahun 1926 dan kemudian tengkoraknya diawetkan oleh Raja Kanika ketika itu. Dugaan panjang di atas didapat melalui perhitungan, dengan mengingat bahwa panjang tengkorak buaya sekitar sepertujuh panjang total badannya.
Buaya di Indonesia
Sejauh ini diketahui sekitar tujuh spesies (atau subspesies) buaya yang ditemukan di Indonesia[10], yakni:
  • Buaya Mindoro atau buaya Filipina (Crocodylus mindorensis)
  • Buaya Irian (C. novaeguineae)
  • Buaya muara (C. porosus)
  • Buaya Kalimantan (C. raninus)
  • Buaya air tawar atau buaya Siam (C. siamensis)
  • Buaya Sahul (Crocodylus sp.nov.), dan
  • Buaya senyulong (Tomistoma schlegelii)
Keberadaan buaya Mindoro di Indonesia (yakni di Sulawesi timur dan tenggara) baru dilaporkan semenjak 1996. Buaya Kalimantan (diketahui dari Kalimantan Barat dan Selatan) statusnya masih diperdebatkan, mengingat jenis ini serupa bentuk dan habitatnya dengan buaya air tawar, namun dengan beberapa ciri lain yang membedakannya. Demikian pula status buaya Sahul, yang selama ini dianggap identik dengan buaya Irian. Buaya Sahul menyebar terbatas di sebelah selatan Papua, sementara buaya Irian di sebelah utara pegunungan tengah. [10]
Kerabat dekat
Aligator dan kaiman (caiman atau cayman) adalah kerabat dekat buaya yang termasuk suku Alligatoridae. Aligator memiliki tubuh mirip buaya, yang terkadang dikelirukan satu sama lain. Bedanya, aligator memiliki moncong yang cenderung lebar ujungnya, bentuk huruf U apabila dilihat dari atas; sedangkan buaya bermoncong lebih sempit meruncing, bentuk huruf V. Gigi ke-4 di rahang bawah buaya berukuran besar dan muncul di sisi luar rahang atas manakala moncongnya terkatup. Gigi-gigi rahang bawah aligator tersembunyi oleh bibir atasnya manakala moncongnya terkatup.
Gavial alias buaya julung-julung adalah jenis buaya lain lagi yang tergolong suku Gavialidae. Buaya ini memiliki tubuh yang gemuk, namun dengan moncong yang panjang dan kurus, bukan tak mirip dengan kepala ikan julung-julung. Buaya ini juga disebut buaya ikan, karena memang makanan utamanya adalah ikan. Selain itu gavial juga hampir sepenuhnya akuatik, dan hanya sesekali naik ke darat untuk berjemur. Crocodylidae, Alligatoridae dan Gavialidae tergolong ke dalam bangsa (ordo) Crocodilia.
Beberapa kerabat buaya yang telah punah, anggota kelompok yang lebih besar lagi, yakni Crocodylomorpha, adalah bersifat herbivora.
Buaya dan manusia
Serangan buaya
Jenis-jenis buaya bertubuh besar dapat sangat berbahaya bagi manusia. Buaya muara dan buaya Nil adalah yang paling berbahaya, membunuh ratusan orang tiap tahun di pelbagai daerah di Asia Tenggara dan Afrika. Buaya rawa dan mungkin pula kaiman hitam yang terancam punah, juga amat berbahaya. Aligator Amerika kurang agresif dan jarang menyerang manusia apabila tak diganggu.
Peristiwa serangan buaya yang paling banyak memakan jiwa kemungkinan adalah yang terjadi di Burma, 19 Pebruari 1945, semasa Perang Pulau Ramree. Sejumlah 900 orang tentara Kekaisaran Jepang, dalam upayanya untuk mundur dan bergabung dengan dengan pasukan infantri yang lebih besar, telah menyeberangi rawa-rawa bakau sepanjang 10 mil yang dihuni buaya-buaya muara. Dua puluh tentara akhirnya tertawan hidup-hidup oleh pasukan Inggris, dan hampir 500 orang lagi diketahui telah melarikan diri dari Pulau Ramree. Banyak tentara selebihnya yang tewas dimangsa oleh buaya, meskipun senjata tentara Inggris pun tak pelak lagi turut berperan menewaskan pasukan yang malang itu. Di samping nyamuk, buaya tercatat sebagai hewan yang paling banyak menyebabkan kematian di tahun 2001.
Meskipun buaya hidup ditakuti orang, namun produk-produk dari kulitnya banyak disukai dan berharga mahal. Kulit buaya diolah untuk dijadikan aneka barang kerajinan kulit seperti dompet, tas, topi, ikat pinggang, sepatu dan lain-lain. Indonesia mengekspor cukup banyak kulit buaya, sekitar 15.228 potong di tahun 2002, dengan negara-negara tujuan ekspor di antaranya ke Singapura, Jepang, Korea, Italia, dan beberapa negara lainnya. Empat perlimanya adalah dari kulit buaya Irian, dan sekitar 90% di antaranya dihasilkan dari penangkaran buaya.
Daging buaya juga dimakan di beberapa negara seperti di Australia, Etiopia, Thailand, Afrika Selatan, Kuba, dan juga di sebagian tempat di Indonesia dan Amerika Serikat.
Konservasi
Mengingat banyak populasinya yang terus menurun dan menuju kepunahan, banyak jenis buaya di pelbagai negara yang dimasukkan ke dalam status dilindungi. Empat jenis buaya yang ada di Indonesia, yakni Crocodylus novaeguineae (buaya Irian); C. porosus (buaya muara); C. siamensis (buaya Siam); dan Tomistoma schlegelii (buaya sinyulong) telah dilindungi oleh undang-undang.
Untuk mengurangi tekanan terhadap populasi buaya di alam, berbagai upaya penangkaran telah dikembangkan. Buaya muara dan buaya Nil adalah jenis-jenis yang paling banyak ditangkarkan. Penangkaran buaya muara cenderung meningkat, terutama di Australia. Di Indonesia pun telah banyak dilakukan upaya penangkaran buaya ini, meskipun masih setengah bergantung ke alam, mengingat stok buaya yang dipelihara masih mengandalkan pemungutan telurnya dari alam, untuk kemudian ditetaskan dan dibesarkan di penangkaran.
contoh buaya :

Jumat, 18 Mei 2012

Ingin melihara reptil? (biawak)


Apa Biawak pertama yg cocok untukmu?


Kamu ingin memelihara Biawak. Bagaimana kamu memastikan memilih yang benar?
Kami ingin membantu anda memilih.

Sebelum memilih jenis Biawak, sebaiknya kita memerhatikan bebarapa hal berikut:.

1) Berapa besar tempat yang anda siapkan untuk saat ini dan nanti saat Biawak dewasa? Penting untuk mengetaui jenis Biawak yg akan dipelihara dan memperhatikan tempat yang dapat disediakan.

2) Berapa besar biaya yang diperlukan untuk memberi makan dan memenuhi perawatan Biawak setiap bulannya? Bila mempunyai budget yang terbatas, tidak dianjurkan memelihara Biawak yang besar dan mahal.

3) Apa tingkat (level) kemampuanmu dalam menangani Biawak? Tingkat/level bisa berdasarkan dari pengamatan atau analisa seseorang setelah berinteraksi dengan beberapa spesies Biawak yang diketahui. Yang paling tahu tingkat kemampuan anda menangani Biawak adalah anda sendiri.

4) pertanyaan paling penting. Apakah kamu akan menekuni hobby ini untuk jangka panjang? Rata² Biawak hidup 10 tahun. Apakah kamu akan menekuni hobbi ini selama itu?


Ok setelah anda mengerti beberapa hal yang saya sampaikan diatas dan semoga anda sudah mempunyai jawabannya, saya akan mencoba memberi beberapa masukan untuk anda..

Memilih Biawak seperti memilih pacar, pertama anda harus tertarik dengan pasangan anda. Ga ada untungnya kalau pacaran tapi tidak didasari oleh rasa suka. 
 Kembali ke Biawak, anda harus memilih Biawak yang menarik minat anda dan kemudian cari tahu bagaimana perawatan dan diskusikan dengan orang² yang sudah lebih berpengalaman dalam memelihara Biawak, jika anda dapat memenuhi kebutuhannya mungkin saja anda baru menemukan Biawak yang akan anda pelihara.


Beberapa jenis Biawak mempunyai tempat hidup yang berbeda beda. Ada yang jenis biawak pohon, anda harus menyediakan kandang yg tinggi untuk tempat biawak memanjat, Ada biawak yg membutuhkan tempat berenang atau berendam, anda harus menyediakan tempatnya dan lainnya Itu satu lagi alasan kenapa anda harus berhati² dalam memilih Biawak pertama mu.

Apabila anda sudah yakin untuk mulai pelihara biawak, dan tidak ada masalah dengan semua kebutuhannya, saya akan memberikan beberapa saran saat membeli biawak.


Yang harus diperhatikan saat membeli Biawak.

1) Pastikan Biawak tersebut aktif terjaga.

2) Pastikan Biawak mau makan.

3) Pastikan Biawak tidak terlihat dihinggapi parasit, seperti kutu dll..

4) Jika tersedia, pilih yang CB dari pada yang WC.

5) Kulit biasanya halus dan tidak kasar atau luka. Badan Biawak tidak kurus kering tapi biasanya padat berisi.

6) Perhatikan kelengkapan dari kuku dan ekornya.

7) Mulut Biawak harus selalu tertutup rapat dan hanya tempat keluarnya lidah yg terbuka sedikit. Dan lidah tampak bersih dari penyakit atau tindikkan. Mata juga bersih.

 Nafas biawak tidak berbunyi dan tdk ada gejala sakit walaupun kadang untuk awal mau dipegang ada beberapa jenis biawak yang mengeluarkan suara mendesis, tapi ketika di handle dan tenang, suara kembali normal.


9) Pindahkan biawak ke tempat yang lebih datar permukaannya, bila ada keanehan saat biawak berjalan berarti ada yang salah.


10) Apakah kandangnya bersih dan terpelihara?

Selamat memelihara Biawak..

CONTOH FOTO-FOTO KURA DARAT EKSOTIS

Just sharing with all the Torto Lovers here...